Halaman

Selasa, 22 Maret 2011

[True Story] Kejujuran, Keimanan, dan Cintaku


Suatu waktu disaat yang tak
terduga, kucintai seseorang
yang sepertinya telah
kukenal..! Namanya Buchu ’
dan aku Boneng..!
Saat itu cinta hanyalah sebuah
“ kata” bagiku!
Kubuat cinta seakan begitu
sempurna baginya!
Kubuat seolah-olah, akulah
satu-satunya pria yang
mencintainya dengan
kesungguhan!
Tak pernah sekalipun aku
berusaha menyakitinya..!
Hingga kusadari wanita yang
kucintai itu tanpa sadar, telah
membuat beberapa kesalahan
saat dia membohongiku.
Suatu saat seorang temanku
yang adalah mantan musuhku
dulu, berkata padaku, bahwa
wanita yang kucintai adalah
wanita panggilan. Nafsu
merenggut hatiku hingga
pertengkaran yang terjadi.
Tapi saat itu juga aku bingung,
saat kulihat wajah yang begitu
penuh dengan kejujuran dari
wajah mantan musuhku dulu.
Seakan dia ingin melindungiku
saat dia memukulku. Aku
ketakutan. Maka dia pun
meyakinkanku dengan
memperlihatkan sebuah pesan
singkat dari wanita yang
kucintai.
Aku begitu terkejut….!
Benarkah ini wanita yang
kucintai? Benarkah dia
seorang wanita panggilan?
Apa yang dia rasakan padaku?
Mungkinkah?(tanya dalam
hatiku).
Segala sesuatu tak akan
terjadi tanpa sebab. Itulah
alasannya aku menulis cerita
ini, “untuk memberikan arti
cinta yang sesungguhnya
padanya. ”
Aku si boneng yang miskin dan
polos tak punya apa-apa. Dia
si Buchu ’ yang seakan selalu
terpenuhi keinginannya.
Dua hati yang begitu berbeda
disatukan Tuhan. Kuberanikan
hatiku untuk bertanya
padanya> “Buchu, apa kamu
masih perawan?” dengan
begitu entengnya dia
menjawab “kenapa nanya-
nanya? Kamu mau coba aku
masih perawan atau ngak?
Burungmu besar ?”. Begitu
terkejutnya aku dengan
jawaban yang dia berikan.
Tanpa ada rasa malu, dia
bicara seperti itu denganku?
Bahkan dengan memaki-maki
kemaluanku?
Kumulai kisah cintaku
dengannya berupa tuntunan
doa dari kematian orang-
orang yang kucintai dan
keimananku. Kuberikan cinta
dan kejujuran tanpa batas
padanya, untuk membuat dia
yakin sepenuhnya padaku.
Bahkan hal-hal yang
seharusnya menjadi rahasia
hidupku, kubeberkan padanya,
hanya untuk membuat dia
mencintaiku seutuhnya.
Keyakinan hatinya pun
datang. Kubuat tawa selalu
menghiasi kehidupannya.
Seakan tak ada hal yang lebih
indah dibanding cinta.
Awal-awal kami berpacaran,
aku selalu datang
kerumahnya, sebuah alasan
datang saat dia berkata
” ayahku melarang aku untuk
berpacaran, bagaimana kalau
kita sembunyi-sembunyi
saja ?”. Kata penyesalan yang
membuat aku tak berhenti
mengeluarkan air mata
hingga kini. “ya, boleh, tak
ada yang dapat menghalangi
cinta kita ”.

Dimulailah hari panjang dalam
penantian. Aku cinta kamu,
kamu sayang aku,,
bla,,,bla,,,bla,,,!
Hingga suatu hari aku sangat
memerlukan uang untuk
membeli kado ultah untuk
kakakku. Dan itulah
kesalahan pertama yang dia
katakan padaku.
Saat aku curhat ke dia
tentang masalah keuanganku,
pekerjaanku, ultah kakakku,
dia dengan entengnya
menawarkan uang sebesar
100rb tanpa harus
dikembalikan. Aku bertanya-
tanya dalam hati, “bagaimana
mungkin anak SMA kelas 1
menawarkan uang 100rb
padaku tanpa harus
dikembalikan. Bahkan
keadaannnya sendiri, mungkin
aku yang lebih tahu. ” Tanda
tanya besar dalam hatiku.
Dengan sopan, kutolak
pemberiannya itu, agar dia
tidak tersinggung. Kuyakinkan
dalam hatiku, bahwa uang
yang dia miliki adalah uang
tabungannya. Bahkan dengan
kejadian itu, aku lebih yakin
lagi bahwa dia sangat
mencintaiku. Karena
kuperhatikan dia sangat
senang memakai jam tangan,
maka “carikan” dia jam
tangan yang cukup berharga
untuk kudapatkan.
Kudapatkan dengan susah
payah. Begitu senangnya
Buchu ’ menerima jam tangan
itu. Saat kuberikan jam tangan
itu, kuundang dia kekamarku,
untuk melihat-lihat keadaan
rumahku, dan kami
melakukan hubungan cinta
yang terbatas, tanpa
melepaskan sehelai baju pun.
Hanya saling memeluk dan
saling bercumbu. Saat
dikamarku, dia berkata
padaku “jangan hamili aku,
Buchu’ masih ingin
menyelesaikan sekolah”.
Kata-kata itu seolah
menghipnotisku, dan
melupakan peringatan dari
mantan musuhku. Seakan dia
belum pernah disentuh pria
manapun. Seakan akulah pria
pertama yang memiliki cinta
itu seutuhnya. Tak pernah
terbayangkan olehku. Hal itu
membawaku masuk kebagian
senggamanya dan hal itu pula
yang menjadi tanda tanya
besar dalam hatiku.
“ Mengapa tidak ada darah
sedikitpun, jika aku adalah
satu-satunya pria yang tidur
dengannya ?” itu adalah awal
pertengkaran besarku dengan
Buchu ’. Bahkan kutuduh dia
sebagai pembohong besar,
hingga dia pun harus
meneteskan air matanya
untuk meyakinkanku bahwa
dia masih perawan. Itu adalah
kesalahan dimana cinta
beraltarkan dusta. Kucari
semua informasi yang
berhubungan dengan hymen
(selaput darah) kesemua
tempat yang bisa kutemui,
mulai dari Google, bidan,
perawat, hingga kedokter.
Tapi jawaban yang kudapat,
hymen terjauh adalah 5cm,
untuk ukuran wanita normal
adalah 2-3Cm kedalam liang.
Saudaraku yang sangat pintar
berkata > jika benar wanita
milikmu itu masih perawan,
“ kecuali” burungmu hanya
sepanjang 5cm, maka dia tak
akan mengeluarkan darah
sedikitpun. Berulang-ulang
kali kutanyakan hal itu pada
Buchu ’, tapi dia tetap tak mau
mengaku. Dia sampai
membawa-bawa nama
temannya ikut serta. Dia
bahkan bersumpah-sumpah
membawa nama Tuhan.
Hatiku bertanya ”bagaimana
jika yang diperingatkan teman
baruku adalah benar ?”. Untuk
lebih meyakinkan hatiku,
kubuat dia bersumpah yang
kalo ngak salah begini bunyi
sumpahnya :

1. Di dalam nama keyakianan
masing-masing(kebetulan agama
kami berbeda), jika diantara kita
ada yang selingkuh, yang
selingkuh tidak akan memiliki
anak.
2. Di dalam nama keyakinan
masing-masing, jika diantara kita
ada yang mengucapkan
kata ”Putus” dia tak akan
menikah selamanya.
Kami berdua pun
mengikrarkan kedua sumpah
itu melalui pesan singkat.
Dalam keputusasaaan pria
sepertiku bersumpah saat itu
juga, bahwa jika benar wanita
yang kucintai adalah wanita
panggilan, aku akan membuat
dia bertobat dengan cara
apapun. Bahkan jika aku harus
menjual imanku dan mengikuti
keyakinannya. sampai batas
kemampuanku yang terakhir.
Dan tanpa pikir panjang,
kuyakinkan dia bahwa aku
benar-benar akan mengikuti
keyakinannya, tapi dengan
satu syarat, dia harus
mengenakan jilbab dan turut
membuang semua nafsu
dunianya. Tapi sayangnya dia
selalu berdalih dan
mengatakan belum siap
mengenakan jilbab. Kata
Buchu’ jilbab ngak bole
dipakai sembarangan orang,
harus yakin dulu lahir batin
baru boleh pake.
Berulang kali kupaksa wanita
Muslim itu untuk mengenakan
jilbab. Seorang Kristiani
sepertiku yang tak tahu apa-
apa tentang agama Islam
berusaha meyakinkan Buchu ’
arti dosa, neraka, dan surga.
Tapi dia malah menyangkal
dan berkata ”Boneng bisa
masuk surga, boneng anak
yang baik! Buchu ngak
bakalan bisa masuk surga,
Buchu ’ bakalan masuk neraka,
jangan ceramahin aku dulu”.
Kubuka logika dalam hati dan
pikiran. Tanya yang begitu
besar kembali muncul.
“ benarkah? Apa yang
membuat wanita yang kucintai
ini berkata demikian ?”.
Selang waktu berlalu,
kerinduan menghantam
hatiku. Kali ini, tanpa basa-
basi, kuundang dia kerumahku
untuk meyakinkan bahwa apa
benar dia masih “perawan”
seperti yang dia katakan
padaku? Karena saat pertama
aku hanya memasukkan
seperempat bagian, maka kali
ini aku akan berusaha
memasukkan semuanya
kedalam.
Dia pun datang dan terjadilah
hal berbau dosa besar yang
seharusnya bisa kucegah,
karena itu yang akan
membawa perubahan besar
pada hidupku. Ada sebuah
kalimat yang berkata
“ semakin dalam kau
menggali, semakin besar
tanda tanya yang akan muncul
dalam hatimu ”. Begitu kami
berhubungan intim, Buchu’
masih bersikeras bahwa
Buchu ’ masih perawan. Buchu’
bahkan bersumpah dan
kembali membawa nama
Tuhan kedalam sumpahnya
bahwa Buchu ’ belum pernah
disentuh pria manapun selain
Boneng. Terjadi lagi
pertengkaran besar yang
mengatasnamakan kejujuran
di dalamnya. Bahkan Boneng
sempat mengata-ngatai
Buchu’ sebagai pembohong
besar. Tapi karena begitu
besarnya rasa cinta Boneng
pada Buchu ’, membuat
Boneng tak tega melihat
Buchu ’ tersakiti, maka Boneng
pun berpura-pura tak tahu
apa-apa tentang keperawanan
dan meminta maaf pada
Buchu ’, sudah menuduh hal
yang bukan-bukan. Cinta
kembali bersemi begitu besar
meskipun Boneng tahu dia
sedang berada dalam situasi
dimana dia harus segera
bertindak, sebelum orang
yang dia cintai semakin jatuh
dan jatuh kedalam dosa.
Boneng menjanjikan Buchu ’
bahwa dia akan mengangkat
Buchu ’ sebagai istrinya yang
sah dalam suka maupun duka.
Dengan kembali meyakinkan
Buchu ’ bahwa Boneng akan
segera mengkhianati
keyakinannya sendiri. Dan
kembali memaksa-maksa
Buchu ’ untuk mengenakan
jilbab. Boneng menangis
semalaman, berdoa kepada Tuhan yang dia yakini, agar
mengampuni apa yang akan
dia lakukan. Dengan inisiatif
merubah Buchu ’, dan kembali
ke jalan yang benar meskipun
harus dengan jalan yang
berbeda. Dalam hati Boneng
berkata “apakah aku sanggup
melakukan ini Tuhan? kuatkan
aku! Demi orang yang
kucintai ” seminggu tak
bertemu, membuat Boneng
sempat mengurungkan
niatnya. Tapi “CINTA” > itulah
kata kucinya. Cinta adalah
pengaruh besar dalam hati,
dimana manusia bisa saja
terbebani sampai ada yang
harus kehilangan ingatan,
lepas kendali dari pikiran atau
gila, hingga ada yang bunuh
diri. Tapi dengan Doa, boneng
berharap dia akan
menemukan jalan keluar. Tapi
selalu saja jalan buntu yang
akan ditemui saat kau
melangkah ke arah yang
salah. “Tuhan kuatkan aku”
Boneng berdoa. Tapi semua
doa itu terinjak pecahan nafsu
yang akan menyakiti hati
Boneng. Boneng dan Buchu ’
kembali melakukan dosa
karena nafsu Boneng sendiri.
Tanpa ada rasa bersalah,
Boneng nikmati dosa besar
yang Boneng lakukan selama
berjam-jam. Dia bahkan
sempat melupakan janji yang
dia ucapkan sendiri kepada
Tuhan nya, bahwa dia akan
berpindah keyakinan, hanya
untuk membuat Buchu ’
tersadarkan. Inisiatif boneng
pun muncul dan dengan blak-
blakan Boneng bertanya pada
Buchu ’ > “sekarang aku tahu
kamu sudah tak perawan, aku
yakin sepenuhnya. Kalau
begitu, siapa pria pertama
yang berhubungan intim
denganmu ?” tanpa rasa
bersalah Boneng menanyakan
hal itu pada Buchu ’. Tapi
Buchu’ malah menangis. Aku
tak pernah tahu apa yang dia
tangisi saat itu. “Dia tersakiti
dengan kata-katakukah? Atau
dia terlalu takut
mengungkapkan kejujuran
itu ?”. Buchu’ tiba-tiba
beranjak dari tempat tidur
dan dengan penuh tangis, dia
berusaha lari dari pertanyaan
yang Boneng ajukan. Boneng
langsung meminta maaf dan
segera memeluk erat tubuh
Buchu’ dan berjanji tak akan
menanyakan pertanyaan
“ Bodoh” seperti itu lagi.
Dalam hati Boneng berkata
“ Tuhan kuatkan aku”.
Kali ini dengan penuh cinta,
Boneng mengajak Buchu ’
berhubungan intim lagi. “Aneh
wanita yang belum pernah
disentuh pria lain ini,
sepertinya biasa-biasa saja
saat Boneng mulai
menghantamnya! sepertinya
Buchu ’ sudah terbiasa dengan
hal yang seperti itu! Hal yang
tidak wajar untuk wanita yang
mengaku tak pernah disentuh
pria lain!? ”.
Sepulangnya dari rumah
Boneng, Buchu ’ dan Boneng
kembali bertengkar hebat.
Debat tentang pertanyaan
dalam hati Boneng pun
dimulai. Tapi karena
keyakinan cinta Boneng
membuat Boneng tak sanggup
membuat Buchu’ tersakiti
hanya karena Buchu’ “Sudah
tak perawan sejak awal”?
siapa pria pertama itu?
Selang hari penuh kelabu,
perlu diketahui, setelah
mengikrarkan 2 janji setia di
atas, Boneng dan Buchu ’
sempat putus-nyambung kira-
kira sebanyak 7x dan yang
menambah rasa percaya
Boneng pada Buchu ’ ironisnya,
Buchu’ pernah bersumpah
dengan menyebut nama
Tuhan, bahwa dia tak akan
pernah berdusta apapun jenis
dan bentuknya demi Boneng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar